LaNyalla merasakan karomah dari sosok kiai besar tersebut. Di hati La Nyalla, Gus Miek punya ikatan batin yang sangat kuat. Bahkan sejak tahun 80 hingga 90-an La Nyalla Mattaliti sempat bertemu dengan Gus Miek, panggilan akrab KH Chamim Djazuli. "Saya bersyukur bisa hadir di Haul Akbar ke-25 Al Magfurlah Gus Miek atas undangan Gus Robert. Dan alhamdulillah saya juga bertemu langsung dengan GusRobert merupakan putra ketiga Gus Miek dari enam bersaudara. Gus Thuba juga diketahui melanjutkan perjuangan Gus Miek dalam dakwah Islam dengan menggunakan istilah Moloekatan Dzikrul Ghofilin Gus Miek. Jika dirunut lebih ke atas, Gus Thuba merupakan dzuriyah Raden Muhammad Usman. SemaanAl Qur'an dan Moeloekatan Gus Miek ‼️ Bersama Gus Thuba dan Gus viral,gus miek,gus thuba,gus thuba dan habib,gus thuba cucu gus mie Vay Tiền Nhanh. Redaksi 23 Mei 2022 5605 Kali Dilihat Profil Gus Thuba per hari ini masih membuat banyak orang penasaran. Karena Gus Thuba ini terlihat sangat disegani oleh orang-orang sepuh. Bahkan terakhir, nampak seorang Habib yang usianya lebih tua nampak mencium tangan Gus Thuba. Habib itu adalah Habib Abdul Qadir Bin Abdul Hadi Al-Haddar. Hal itu nampak pada sebuah video yang viral tersebar di sosial media. Lantas, Gus Thuba pun dihujat karena disebut tidak memiliki kesopanan saat bertemu dengan orang yang lebih tua. Namun, siapa sangka ternyata Gus Thuba ini bukan orang sembarangan. Sampai Habib Haddar pun langsung merebut tangan Gus Thuba dan menciumnya. Gus Thuba merupakan putra dari Kyai Tijani Robert Saifunnawas atau biasa dipanggil Gus Robert. Gus Robert ini merupakan putra ketiga Gus Miek dari enam bersaudara. Bila dilihat sanadnya, Gus Thuba merupakan dzuriyah Raden Muhammad Usman. Dari Raden Muhammad Usman yang merupakan seorang penghulu, lahir Kyai Ahmad Djazuli Usman, pendiri Ponpes Al Falah, Ploso Kediri. Pernikahan Kiai Djazuli Usman dengan Nyai Rodliyah melahirkan lima orang anak dan Gus Miek berada pada urutan ketiga. Dan Gus Thuba merupakan cucu Kiai Ahmad Siddiq Jember atau bisa juga disebut cucu Gus Miek. Yang memang Gus Miek disebut oleh banyak orang adalah seorang waliyullah. mrd/Lingkarkediri – Video Gus Thuba yang bertemu dengan Habib Abdul Qadir Bin Abdul Hadi Al-Hadir Banyuwangi viral di media sosial. Pasalnya dalam video tersebut, warganet menganggap tingkah dan gaya Gus Thuba dinilai tidak beradab, terlebih bertemu dengan Habib yang lebih tua dan juga alim. Di video terlihat Gus Tubha sedang berjalan dan dikawal oleh beberapa orang untuk bertemu dengan Habib Abdul Qadir dalam sebuah acara. Saat bertemu, Habib Abdul Qadir kemudian mencium tangan Gus Tubha sebagai bentuk rasa hormat kepadanya. Namun anehnya respon yang diberikan oleh Gus Tubha tidak mencerminkan seorang ulama yang biasanya akan mencium tangan atau merendah jika bertemu dengan orang yang lebih tua atau berilmu. Gus Thuba sesekali malah menghisap rokok dan juga memalingkan pandangannya ketika berbicara dengan Habib Abdul Qadir. Baca Juga Mengenal Gus Miek, Kakek Gus Thuba yang Memiliki Karomah Wali Akibat aksinya tersebut, banyak warganet yang menyayangkan atas perilaku yang dilakukan oleh Gus Thuba terhadap seorang Habib. Lantas, sebenarnya siapa Gus Thuba itu? Dilansir dari Gus Thuba adalah putra dari Kiai Tijani Robert Saifunnawas atau akrab dipanggil Gus Robert. Gus Robert merupakan putra ketiga Gus Miek dari enam bersaudara. Bila ditarik lebih ke atas, Gus Thuba merupakan dzuriyah Raden Muhammad Usman. Dari Raden Muhammad Usman yang merupakan seorang penghulu, lahir Kiai Ahmad Djazuli Usman, pendiri Ponpes Al Falah, Ploso Kediri. Pernikahan Kiai Djazuli Usman dengan Nyai Rodliyah melahirkan lima orang anak, di mana Gus Miek berada pada urutan ketiga. Dari pihak ibunya, Gus Thuba merupakan cucu Kiai Ahmad Siddiq Jember. Saat ini didampingi Gus Robert, ayahnya, Gus Thuba memimpin barisan jam’iyah Dzikrul Ghofilin Moloekatan Gus Miek. Sebelum lahir dzikrul ghofilin, dalam sejarahnya Gus Miek lebih dulu mendirikan Jam’iyah Lailiyah atau Jamaah Mujahadah Lailiyah pada tahun 1962. Baca Juga Ini Kronologi Perempuan Poliandri di Cianjur Berujung Pengusiran, Gus Miftah Poliandri Tidak Dibenarkan Moloekatan merupakan terminologi kuno yang kerap dipakai Gus Miek untuk menyebut ibadah tirakat, ibadah yang murni atau suluk, yakni ibadah khusus yang mengikat dan mengangkat masalah dunia dan akhirat. Nama Gus Thuba kini ramai diperbincangkan di dunia maya lantaran beredar viral video Gus Thuba dinilai kurang memiliki adab ketika bertemu dengan Habib Abdul Qodir bin Abdul Hadi Al Haddar Banyuwangi. Video tersebut menunjukkan Gus Thuba sedang berjalan dikawal oleh rombongan. Lalu, Gus Thuba tampak menyodorkan tangan beliau kepada seorang ulama sepuh yang ternyata Habib Abdul Qodir Banyuwangi. Bukan hanya soal dicium tangannya saja. Gus Thuba terlihat berbincang sambil merokok dan sesekali memalingkan wajahnya dari Habis Hadi Al Abdul Qodir yang usianya lebih sepuh. Sontak saja, yang terjadi dalam video tersebut membuat Gus Thuba mendapatkan penilaian miring dari warganet. Bukan tanpa alasan hal itu dilakukan oleh Habib Abdul Qodir, karena Gus Thuba merupakan salah satu cucu dari kiai dan ulama besar yakni almagfurlah Hamim Tohari Djazuli atau Gus Miek. Habib Abdul Qodir sangat mencintai Gus Miek begitu juga putra-putra dan cucu-cucunya. Baca Juga Profil dan Biografi Gus Baha Rembang Terlepas dari kontroversi yang hangat diperbincangkan alangkah lebih baik jika mengetahui lebih mendalam sosok sebenarnya Gus Thuba melalui biografi beliau. Keluarga Gus Thuba Gus Thuba memiliki nama lengkap yang unik, yakni Thuba Topo Broto. Gus Thuba merupakan putra dari Kyai Tijani Robert Saifunnawas. Kyai Tijani atau yang akrab disapa Gus Robert adalah putra ke-3 Gus Miek dari enam besaudara. Gus Robert menikah dengan Ning Nida Dusturiah putri Kiai Ahmad Shiddiq Seorang Pendiri NU, Jember. Gus Miek memiliki nama lengkap Hamim Tohari Djazuli. Beliau merupakan putra dari KH. Ahmad Djazuli Usman, pendiri sekaligus pengasuh Pondok Pesantren al-Falah Ploso, Kediri. Semasa hidupnya, Gus Miek dikenal sebagai seorang kyai nyentrik yang dimiliki oleh NU. Sebagai putra kyai, ia menghabiskan hidupnya di luar pondok pesantren untuk berdakwah. Gus Miek kemudian mendirikan jamaah dzikir yang begitu terkenal hingga hari ini. Jamaah dzikir itu bernama Dzikrul Ghofilin. Jadi, jelas bahwa Gus Thuba bukan orang sembarangan. Beliau merupakan salah satu dari empat cucu Gus Miek, seorang ulama yang diyakini kebanyakan orang sebagai wali Allah atau kekasih Allah. Nasab Gus Thuba Gus Thuba memang tidak terlahir dari keluarga sembarangan. Bahkan, nasab beliau sampai kepada Rasulullah SAW. Berikut ini adalah urutan nasab Gus Thuba selengkapnya. Nasab tersebut berlanjut turun ke Hamim Tohari Djazuli Gus Miek, turun ke Tijani Robert Saifunnawas Gus Robert, hingga ke Gus Thuba Topo Broto Gus Thuba Dakwah Gus Thuba Gus Thuba melanjutkan perjuangan Gus Miek dalam dakwah Islam dengan memimpin Majelis Semaan Al-Qur’an dan Dzikrul Ghofilin Moloekatan Gus Miek. Sebelum lahir dzikrul ghofilin, dalam sejarahnya Gus Miek lebih dulu mendirikan Jam’iyah Lailiyah atau Jamaah Mujahadah Lailiyah pada tahun 1962. Gus Thuba adalah da’i di medan yang berbeda dengan medan da’i normal. Sama seperti Gus Miek yang dulu berdakwah di area pelacuran dan berandalan. Maka, wajar jika pakaian Gus Miek tidak berjubah dan bersorban, tapi bercelana Levis, kacamata, sepatu dan jaket ala mafia. Demikian profil dan biografi dari Gus Thuba cicit dari pendiri Pondok Pesantren Ploso sekaligus cucu dari seorang pendiri NU. Semoga artikel biografi ini dapat bermanfaat.

gus robert putra gus miek