Selamat ulang tahun perkawinan yang ke-51 ya Papa, Pama. Bahagia selalu di antara anak mantu cucu cicit," ucapku pada sepasang orang tua yang kukenal baik. Perayaan sederhana, tapi menyentuh. Papa dan Mama sama-sama berumur 75 tahun. Duduk, diam tersenyum dan memandang sekelilingnya. Seakan-akan mau berkata, "Kalian semua Papa Mama cintai. TERKADANGUNTUK MEMBAHAGIAKAN ORANG YANG DIKASIHI KITA HARUS BERBOHONG. MENANGISLAH JIKA ITU MEMBUATMU BAHAGIA. TERSEYUMLAH JIKA ITU MEMBUATMU SENANG. COBALAH BERTAHAN DAN MEMPERJUANGAN CINTA YANG KAU RASA. BERDIRI TEGAK DAN CARI DIA, PASTI IA ADA UNTUKMU. JANGAN MEMBENCI JANGAN MEMBIARKAN PERPISAHAN. Janganlupa bantu like, koment,share, and subscribe. Jangan lupa juga pecet tombol loncengnya untuk bisa menikmati karya2 yang lainya. Vay Tiền Nhanh. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. 1/"Ada yang berbisik supaya kita selalu bahagia, Bu,"ucapku pada isteri yang sibuk menyiapkan meja makan."Aneh, itu perintah atau sekadar seruan?Bahagia kok disuruh-suruh. Emang gampang?"Isteriku bertanya dengan wajah dan nada tak kalah sendiri aku. Tidak tahu aku, apakah itu perintahatau sekadar seruan. Tapi kayaknya bagus untuk dituruti."Kata orang, bahagia itu sederhana, Bu. Sederhana. . .!""Sepengetahuan Ibu sih, simpang raya!" 2/Kami tertawa, ada yang lucu, entah siapa lebih kerasdiantara kami. Kulihat ia agak terpekur merenungimeja makan. Mungkin patah hati tiba-tiba saat ingatbetapa rakus orang-orang melahap kebahagiaanbegitu jumpa Sederhana, apalagi Simpang Raya. "Kenapa kita tidak ke sana, Pak?" bujuknya.'Ya, kenapa tidak?" sahutku cepat, seraya memutar bergegas, dan ia seperti membaca isi goreng tahu dan ikan, pete, sambal dan kerupuksegera dikemasinya ke dalam beberapa rantang."Jangan lupa, bawa tremos kecil, Bu," ucapkuseraya mengambil beberapa terhenyak, mendelik, "Untuk apa?""Kopi susu panas. Kurang afdol bahagianya tanpa kopi.?"3/Kami bersepeda menuju pesisir pantai kampung sudah berkumpul. Menggelar bocah ingusan hingga kakek-nenek. Dan kamimengikuti gaya mereka. Makan-minum dan bercanda.;Sungguh, bahagia itu sederhana."Ngomong-ngomong siapa yang tadi berbisik, Pak?""Dompet Bapak. Ia bicara jujur!"Pecah tawa riangnya. Hari ini kami dicandai bahagia. Sekemirung, 07 Januari 2019Keterangan Sederhana dan Simpang Raya adalahnama rumah makan Padang dengan menu lengkap dan hargatak sederhana. Lihat Puisi Selengkapnya Sudah lama ingin menuliskan "puisi bahagia itu sederhana." Karena memang menjadi manusia paling bahagia itu tidak sulit. Bahagia itu suatu pilihan hidup. Bahkan ada yang mengatakan bahwa kebahagiaan dibangun 3 pilar; terangkum dalam kalimat ini "bahagia itu sederhana, tersenyum, dan selalu bersyukur". Bahkan... Sebenarnya kita tidak perlu mengejar kebahagiaan. Mengapa tidak perlu mencari kebahagiaan? Karena kebahagiaan itu turun ke relung hati kala kita berbuat kebaikan. O ya... gambar di bawah ini bisa langsung dishare di facebook atau twitter hanya dengan sekali tekan dengan tombol yang sudah disediakan. Bahagia Itu Sederhana [1] Bahagia itu sederhana Kala kau tersenyum Meski ada air mata dalam dada Saat mengenang masa lalu Meski perih bagai terhiris sembilu Kala berani memilih tegar Walau jalan semakin terjal Bahagia itu sederhana. Memenuhi hati dengan bersyukur Walau harapan tampak kan hancur Menerima takdir tanpa banyak bicara Menyambut nasib dengan hati tabah Ya. Amat sederhana. Sesederhana puisi yang kucipta. Puisi kedua di bawah ini dirangkai dengan menggunakan kekuatan penyesuaian bunyi dan persamaan bunyi. Adapun bentuknya merupakan campuran antara sajak, syair, dan nazam. Begitu pula dengan persajakannya... ...bersajak a-b-a-b, a-a-a-a, dan sebagian bersajak seperti puisi bebas. Mungkin sambil menyesap teh hangat, silakan nikmati... Puisi Bahagia Bersamamu [2] Ingin aku buka gerbang dan pintu Dan kutatap kumpulan puisi Kupilih salah satu Tuk mewakili isi hati Akan kujelajahi sajak dan syair Yang tersusun dalam rima Lalu namamu akan kuukir Seindah bunyi dalam irama Persamaanmu bagaikan embun Sejuk bening serta suci Mengajak diriku duduk melamun Terkenang saat mengikat janji Maka aku bahagia tatkala... Ingat wajah teduhmu Senyum sarat makna Atau tatapan penuh cintamu itu... Aku terkesima Kala kau mendidikku menjadi dewasa Mengajarkan jiwaku menjadi gagah Membangun kehendak dan cita-cita Dan menjadikanku petarung untuk merebutnya Aku bahagia bersamamu Yang mengatakan Bahwa kita bukan sekedar berjumpa Melainkan merangkaicerita Yang dicipta dari sulur-sulur cinta Indah; penuh warna. Bahwa engkau mengkhawatirkanku; Takut kalau-kalau keresahan hinggapi hatiku Dan tak ingin kau lihat kesedihan di wajahku. Yang Bersusah payah mengisi hatiku dengan kebahagiaan Mendengarkan saat aku berbicara Bersabar kala aku marah Terpesona saat aku bermanja-manja. Membisikkan ayat-ayat penuh kedamaian Melantunkan syair puitis penuh ketenteraman Dan mendinginkan jiwaku yang kegersangan. Aku bahagia bersamamu; Bahagia karena cintamu; Kuukir namamu dalam kumpulan puisi jiwaku. Dalam artikel langkah-langkah membuat puisi indah diterangkan bahwa Membangun suasana merupakan cara menjadikan puisi indah. Untuk itu... ...di bawah ini saya membuat puisi yang memanfaatkan suasana sebagai unsur pengindah. Tema-nya masih sama bahagia itu sederhana. Ditulis dengan gaya aliran Gibranisme, suatu aliran puisi yang dipengaruhi bentuk puisi Kahlil Gibran. Microlla pernah menuliskan kumpulan puisi romantis. Anda bisa membacanya di Kumpulan puisi romantis dengan gaya Kahlil Gibran. Namun sekarang Nikmati setiap kata yang dirangkai dalam puisi di bawah ini. Kata Sederhana Lelaki Muda Dan ke satu arah tertentu... Sorot matanya tertuju; melepaskan pandangannya nun jauh ke ujung pemandangan yang dapat dicapai penglihatan. Seulas senyuman bergerentai di sisi-sisi bibirnya. Senyuman yang menggambarkan sebuah kekuatan jiwa; keteduhan hati, serta kedamaian tak terpatahkan. Itulah dia. Seorang lelaki yang masih muda. Tetapi gemeratap kehidupan telah mendidik hatinya. Ditimpa penderitaan, dibenturkan ketakutan, dibelit kesulitan... Diharumi bunga-bunga cinta, ditaburi gerenyai gerimis rindu... Diiringi gemerincing dan denting kebahagiaan. Dipayungi gemuruh nan syahdu. Dibasahi air mata haru. Dan tangis pilu... Lalu dengan gerakan yang amat perlahan ia mengalihkan pandangannya padaku. Aku dapat merasakan sebuah tatapan yang mengalirkan ketentraman. Sejenak hatiku dipenuhi embun kesejukan. Dan dalam pada itu kudengar ia berkata. Suaranya lembut tetapi mengandung ketegasan; damai namun penuh keteguhan. Setiap kata yang terucap laksana anak panah. Menghujam karena wibawanya, melesat penuh tenaga, dan menancap tepat di relung jiwa. Untaian kalimat itu sering sudah kudengar. Tapi perasaan yang menyertainya... baru kali ini benar-benar mengendap dalam qalbu. "Aku sedih melihat tubuh-tubuh yang terikat pada dunia," katanya, "dan lebih sedih melihat pikiran yang terpikat oleh tipuannya. "Dunia ini bukanlah tempat memanen kebahagiaan. Tetapi ladang tempat kita bekerja menanam bulir-bulir kebahagiaan untuk dipetik di negeri abadi. "Jangan mengharap kebahagiaan. Semakin berharap semakin jauh kebahagiaan itu darimu. "Dan hatimu akan terbentur; nurani dan nafsu bertempur; hingga salah satunya akan hancur; lalu jiwamu menyatu dan melebur." Ia kemudian mengatupkan kelopak matanya. Menghirup nafas dalam-dalam. Melanjutkan kembali kata-kata indahnya. "Pikiranmu adalah senjata tanpa perlu peluru. Lidahmu lebih tajam dari sabetan pedang. Dan perasaanmu laksana ombak di lautan. "Engkau hanya hidup satu kali. Tetapi jika engkau berjalan dalam kebaikan, maka satu kali itu cukup bagimu." Dan begitulah ia mengakhiri kata-katanya padaku di malam itu. Bahagia bukan terletak pada apa yang ada di depan mata. Bahagia berasal dari menjadi rumah untuk menjadi sumber datangnya bahagia. Bahagia itu sederhana. Bukan tentang rupa,Bukan tentang harta,Bukan tentang tahta, Untuk apa wajahmu rupawan,Jika hatimu diselimuti awan. Untuk apa memiliki harta melimpah,Jika hatimu seperti rubah. Untuk apa memiliki tahta,Jika hatimu tak bisa setia. Bahagia itu sederhana. Sesederhana kamu menyapa mentari ketika pagi lalu bersyukur. Sesederhana kamu bisa melihat bintang ditengah kegelapan. Sesederhana kamu merajut mimpi ditengah keterbatasan. Saat matahari masih bersinar setiap pagi dan bintang tetap ada menemani malam percayalah kebahagian itu ada. Bahagia itu sederhana ketika kita mensyukuri apa yang kita miliki. Bekasi, 6 juli 2017 Caroline Sambuaga

puisi bahagia itu sederhana